Thursday, June 24, 2010

Sehidup-Semati

Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un "semuanya milik Allah dan akan kembali lagi pada-Nya"

Rabu, 23 Juni 2010 bisa dibilang hari terberat untuk keluargaku terutama papaku. Ini bukannya aku mau lebay atau apa tapi memang benar begitu adanya. Ketika aku pulang dari rumahnya Banu sehabis pesta perpisahan kelas, mamaku langsung menyampaikan, "wan, uwa Aam meninggal jam 4 lewat 15 tadi sore" aku kaget mendengarnya apalagi ketika mamaku cerita kalau tadi paginya sekitar jam setengah 10an papaku diberitahu kalau uwa Ujang (suaminya uwa Aam) masuk ICCU Rs. St. Boromeus Bandung karena penyempitan pembuluh darah di jantung dan uwa Aam itu bilang ke papaku kalau nggak mau ditinggalin uwa Ujang dan Allah berkata lain, kurang lebih 6 jam berikutnya uwa Aam dipanggil Sang Punya Hidup karena komplikasi jantung dan liver. Sedih sekali ketika mengetahui berita itu. Dan kurang lebih 6 jam berikutnya yaitu jam 9.45 malam papa mendapat telepon dari Bandung kalau uwa Ujang juga meninggal. Mamaku langsung mendatangi aku dan memberitahu kabar tersebut. Aku yang saat itu sedang membaca novelnya Benazir di ruang tv langsung menutup novelnya dan hampir menangis tapi aku tahan. Mamaku langsung menelepon kakekku dan memberitahu kabar ini. Papaku sibuk dengan hpnya menelepon dan sms saudara-saudaranya. Saya? Hanya duduk terdiam membisu saja tidak tahu harus ngapain dan saya benar-benar merasa telah ditunjukkan kebesaran Allah SWT, Sang Punya Hidup. Ia mengabulkan permintaan hambanya yang tidak mau ditinggalkan sendirian oleh suaminya sehingga Ia memanggil istrinya dulu kemudian memanggil suaminya dan mereka berdua sama-sama dipanggil untuk menghadap Yang Maha Kuasa di hari yang sama namun hanya berselang 6 jam saja.

Akhir kata, aku sebagai keponakannya hanya bisa mendoakan kalian berdua, selamat jalan uwa Aam dan uwa Ujang, semoga amal ibadah kalian diterima Allah SWT :)

No comments:

Post a Comment